Berbicara soal IPPHOS (Indonesian Press Photo Service) tidak akan melupakan
dua bersaudara Mendur. Alex dan Frans Mendur mungkin luput dari
perhatian sebagian besar rakyat Indonesia. Buku sejarah nasional memang tak
memasukkan nama Mendur bersaudara dalam daftar pahlawan proklamasi. Bahkan
namanya pun tak pernah disebut-sebut oleh para pengajar kita meski karya foto
Mendur bersaudara itu mengisi ilustrasi foto dalam buku sejarah nasional. Namun tanpa
jasa mereka, mungkin kita tak bisa melihat dokumentasi momen paling bersejarah
bangsa ini, yaitu proklamasi kemerdekaan. Bagaimana jika Frans Mendur tak
berhasil menyembunyikan negatif foto 6 X 6 nya dari tentara Jepang ? Sudah pasti tak ada
dokumentasi resmi bahwa bangsa Indonesia sudah memproklamirkan diri sebangai
bangsa yang merdeka. Selayaknya kita berterima kasih pada Mendur bersaudara
karena jasanya, dunia tahu bahwa bangsa ini sudah merdeka dari penjajahan
bangsa lain. Kakak beradik Mendur adalah dua diantara orang-orang republik ini
yang 66 tahun lalu ada di Jl. Pegangsaan Timur 56 Cikini, Jakarta. Mereka
disana untuk mengabadikan momen penting negeri ini, proklamasi, sebuah
peristiwa yang lama dinantikan bangsa setelah berabad-abad dijajah bangsa lain.
Perjuangan
Alex dan Frans Mendur menyelamatkan negatif foto tak mudah. Mereka harus
berhadapan dengan tentara Jepang yang terkenal beringas. Negatif milik Alex
berhasil dirampas lalu dihancurkan oleh tentara Jepang. Bersyukurlah kita,
Frans berhasil menyelamatkan negatif fotonya yang diambilnya menggunakan kamera Roleicord. 12 foto negatifnya ini dikuburnya di halaman kantor
Asia Raja. Frans rupanya sadar betapa pentingnya dokumentasi itu. Kesadarannya
itu membuahkan hasil yaitu pada 20 Februari 1946 Harian Merdeka menerbitkan
foto karya Frans. Mendur
bersaudara menjadi sangat inspiratif bukan hanya karena karya-karya
monumentalnya saja, namun juga dedikasi dan integritasnya sebagai fotografer pada
masa itu yang patut dihargai. Frans dan Alex berjuang dengan kamera mereka.
Mereka tak hanya memotret untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Kakak
beradik Mendur menjadikan karya foto untuk kepentingan bangsa. Mereka memotret
setiap momen bersejarah di negeri ini dengan kejujuran, keberanian, ketulusan,
dan yang lebih penting adalah tanpa pamrih. Frans pernah menitipkan hasil
kerjanya kepada pilot-pilot Filipina sehingga foto-foto bersejarah karyanya
tersebar di berbagai media di luar negeri. Lalu apa yang didapatkan Mendur bersaudara atas
jasa-jasanya? Tidak banyak.
Mereka tak meminta juga dari negeri ini sebuah balas jasa besar. Bahkan menurut berbagai sumber,
karya-karya monumental itu tak dirawat dan dibiarkan terbengkalai oleh pemerintah.
Sudah saatnya bagi kita untuk lebih menghargai karya Mendur bersaudara,
dokumentasi bersejarah yang tak mungkin bisa diulang. Ingat ! Mendur bersaudara
tak hidup di era digital, negatif mereka sangat ekslusif. Sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2011/08/18/mendur-bersaudara-tokoh-yang-terlupakan/
Foto: Gedung IPPHOS di jalan Hayam Wuruk pada masa lalu yang sudah raib, Foto Proklamasi dalam Harian Merdeka tahun 1946, kedua bersaudara Mendur (Alex dan Frans) dan Bung Karno yang sering jadi incaran kameramen IPPHOS.
1 comment:
Sudah sepantasnya Bpk Frans dan Alex Mendur mendapat bintang dari pemerintah Rep.Indonesia.Bisa dibayangkan andaikata mereka tidak mengabadikan perjuangan bangsa Indonesia yg dimulai dari tgl proklamisi diucapkan.Mereka sangat dan lebih berhak ketimbang orang-orang lain yg bahkan mendapat bintang Mahaputera tanpa jasa yg jelas.
Post a Comment