Tuesday, August 29, 2017

BK berobat ke RS Carolus

Irjen Pol (Purn) Drs Sidarto Danusubroto SH yang pernah jadi ajidan Bung Karno 1967=1968  bercerita dalam bukunya, Soekarno tidak pernah diputuskan menjadi tahanan kota bahkan tahanan rumah namun untuk bepergian dari rumahnya di Batu Tulis di Bogor ia harus meminta izin kepada dua Pangdam. Pangdam Siliwangi untuk meninggalkan Bogor dan Pangdam Jaya untuk memasuki wilayah Jakarta dalam rangka berobat ke Rumah Sakit Carolus, misalnya. Lebih parah lagi, sesudahnya harus menjalani tahanan rumah di Wisma Yaso. Dalam video kemungkinan terkait peristiwanya pada tahun 1968 ? 

Monday, July 24, 2017

Jalan Pegangsaan Timur 56 dimana ?

Waktu gubernurn DKI, Ahok dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat muncul berita wacana yang santer bahwa jalan Proklamasi akan berubah namanya kembali menjadi jalan Pegangsaan Timur. Seperti tertulis dalam sejarah, jalan ini terkenal dan ada dibenak setiap Bangsa Indonesia semua bahwa Proklamasi terjadi pada Tanggal 17 Agustus 1945 pada rumah Bung Karno yaitu gedung di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Dizaman Orde Baru berubah menjadi jalan Proklamasi. Saya pernah ikut dalam Komite Pembangunan Kembali Rumah Proklamsi sejak tahun 90-an. Tujuannya untuk membangun kembali rumah bersejarah tersebut. Tapi rupanya semua Presiden tidak setuju dengan alasannya masing-masing. Dalam video tahun 2015 diatas, Wakil Gubernur Djarot sendiri pernah berpidato soal itu, tapi semua rupanya tinggal rencana ? Sekali lagi rupanya banyak yang tidak setuju. Bagaimana kalau nanti DKI dipimpin Anies-Sandi ? Rasanya jadi lebih tidak mungkin karena ini merupakan ide kebijakan Gubernur lama. Buat apa direalisasikan ? Saya berfikiran, nanti pada tahun 2020 dan selanjutnya tidak ada lagi kewajiban kita mengingat apa, bagaimana oleh siapa serta apa tujuannya Kemerdekaan Indonesia itu. Kita lalai dan akan selalu lalai ?  

Wednesday, July 19, 2017

Bung Hatta Mengundurkan Diri

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus tahun 1956 merupakan saat terahir Dwitunggal Soekarno-Hatta eksis sebagai ikon persatuan  sejak tahun 1945. Pada tanggal 20 Juli 1956, Mohammad Hatta menulis sepucuk surat kepada Ketua DPR pada saat itu, Sartono yang isinya antara lain, "Merdeka, Bersama ini saya beritahukan dengan hormat, bahwa sekarang, setelah Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih rakyat mulai bekerja, dan Konstituante menurut pilihan rakyat sudah tersusun, sudah tiba waktunya bagi saya untuk mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Segera, setelah Konstituante dilantik, saya akan meletakkan jabatan itu secara resmi." DPR menolak secara halus permintaan Mohammad Hatta tersebut, dengan cara mendiamkan surat tersebut. Kemudian, pada tanggal 23 November 1956, Bung Hatta menulis surat susulan yang isinya sama, bahwa tanggal 1 Desember 1956, dia akan berhenti sebagai Wakil Presiden RI. Akhirnya, pada sidang DPR pada 30 November 1956, DPR akhirnya menyetujui permintaan Mohammad Hatta untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Presiden, jabatan yang telah dipegangnya selama 11 tahun.

Sunday, July 09, 2017

Demo ke DPRGR Senayan

Tahun 1966, mahasiswa UI pernah demo ke DPRGR di Senayan. Perlu diketahui sebelum kompleks MPR-DPR rampung, lembaga pemerintah parlemen ini berada di kompleks dekat TVRI sekarang.

Sunday, May 14, 2017

Nawaksara

Nawaksara adalah sebuah judul pidato yang dilakukan Sukarno pada tanggal 22 Juni 1966 dalam Sidang Umum ke-IV MPRS. Saat itu beliau berkata: "Sembilan di dalam bahasa Sanskerta adalah "Nawa". Eka, Dwi, Tri, Catur, Panca, enam-yam, tujuh-sapta, delapan-hasta, sembilan-nawa, sepuluh-dasa. Jadi saya mau beri nama dengan perkataan "Nawa". "Nawa" apa? Ya, karena saya tulis, saya mau beri nama "NAWA AKSARA", dus "NAWA iAKSARA" atau kalau mau disingkatkan "NAWAKSARA". Tadinya ada orang yang mengusulkan diberi nama "Sembilan Ucapan Presiden". "NAWA SABDA". Nanti kalau saya kasih nama Nawa Sabda, ada saja yang salah-salah berkata: "Uh, uh, Presiden bersabda". Sabda itu seperti raja bersabda. Tidak, saya tidak mau memakai perkataan "sabda" itu, saya mau memakai perkataan "Aksara"; bukan dalam arti tulisan, jadi ada aksara latin, ada aksara Belanda dan sebagainya. NAWA AKSARA atau NAWAKSARA, itu judul yang saya berikan kepada pidato ini. Saya minta wartawan-wartawan mengumumkan hal ini, bahwa pidato Presiden dinamakan oleh Presiden NAWAKSARA." Pidato ini disampaikan oleh Presiden Soekarno sebagai pertanggungjawabannya atas sikapnya dalam menghadapi Gerakan 30 September. Soekarno sendiri menolak menyebut gerakan itu dengan nama tersebut. Menurutnya Gerakan itu terjadi pada tanggal 1 Oktober dini hari, dan karena itu ia menyebutnya sebagai Gestok (Gerakan 1 Oktober). Pidato pertanggungjawaban Soekarno ini ditolak oleh MPRS, dan sebaliknya MPRS memutuskan untuk memberhentikannya dari jabatannya sebagai presiden seumur hidup, dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai penggantinya. Terlampir suasana saat itu dan sedikit pidato yang jadi bagiannya.

Friday, May 12, 2017

Tanggal 19 Mei 1998, Soeharto berubah strategi

Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Saturday, May 06, 2017

Friday, May 05, 2017

Luna Park

Sebuah kenangan acara Pasar Malam di daerah Princen Park sehabis perang.

Wednesday, April 26, 2017

Kota tua, banyak bangunan yang sudah tiada.

Kota tua yang kita kenal sekarang bisa dikatakan kartu permainan yang tidak lengkap lagi. Kadung begitu, untuk tujuan berbeda dilengkapi dengan bangunan baru yang pura-pura tua ? Tapi tak mengapa biar turis yang datang bisa percaya bukan ? Bahan visual yang begitu banyak, kenapa tidak menjadi kelengkapan dan secara jujur dikatakan mana yang masih dan mana yang sudah hilang. Coloniual Heritage (Share Heritage) pentingkah kita lestarikan ? Tentu saja, paling tidak menggambarkan dimana kedudukan sosial kaum pribumi. Itu pelajaran bukan ?

Tuesday, February 28, 2017

1 Maret 1942 Jakarta sebagai kota terbuka

Tanggal 1 Maret 1942, Jakarta sebagai kota terbuka (open city). Jepang telah mendarat di tiga tempat yaitu Banten, Indramayu, dan Rembang. Rakyat Jakartapun menyambutnya.