Saturday, September 21, 2013
Saya tidak pernah dihubungi Multivision Plus
Beberapa hari yang lalu ada teman yang mengirim SMS. Isinya menanyakan kebenaran berita kalau soal masalah film Soekarno yang disutradarai Hanung Bramantyo, Produser Raam Punjabi menghubungi saya ? Lalu juga ada berita dari Faozan Rizal (sutradara Habibie & Ainun) bahwa pihak Multi Vision Plus Picture berkonsultasi dengan saya. Untuk itu saya diam saja dan tidak memperluas masalah. Tapi membaca detikhot. Selasa, 11/06/2013 13:55 WIB ditulis oleh Adhie Ichsan soal "Perjalanan Panjang Produksi Film Soekarno" Isinya (sebagian) ....Multivision Plus Pictures selaku rumah produksi kemudian melibatkan Yayasan Pendidikan Soekarno (Universitas Bung Karno), dan beberapa sejarawan yang dinilai mengetahui seluk-beluk kehidupan Soekarno, salah satunya Rusdi Husein.. Untungnya nama saya Rushdy Hoesein sehingga nama diatas kurang tepat. Ini biikin saya garuk-garuk kepala....kapan Multivision menghubungi saya ? Engga pernah kok ? Yang benar adalah, sdr Lukman Sardi menghubungi saya lewat Hp mau bicara. Saya bilang silahkan sebisa kesanggupan saya. Saya pikir Lukman datang sendiri, rupanya bersama Ario Bayu (peran Soekarno) dan Tanta Ginting (pemeran Sutan Sjahrir). Tanpa curiga macam-macam kita berbicara santai dan saya menyumbangkan pengetahuan saya tentang Soekarno secara garis besar. Antara lain juga saya bilang (kalau tak salah), bikin film tokoh cukup sulit, apa lagi orang besar seperti Soekarno. Perlu diketahui saat itu Shooting sudah berjalan tapi belum muncul masalah. Harapan saya semoga lekas beres dan damai-damai....Foto, Tanggal 5 Oktober 1945, di rumahnya di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta (yang dipergunakan untuk acara Proklamasi 17 Agustus 1945) bersama sejumlah menterinya, Soekarno dibuat film dokumenter. Saya pernah mempublikasinya...bisa dilihat di sejarah kita/youtube. Demikian pembaca agar maklum adanya atas berita yang kurang tepat itu....
Thursday, September 12, 2013
Prof. Ali Hasjmy
Prof. Ali Hasjmy (nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al
Hariry, Asmara Hakiki dan Aria Hadiningsun lahir di Idi Tunong, Aceh, 28 Maret
1914 – meninggal 18 Januari 1998 pada umur 83 tahun adalah sastrawan, ulama,
dan tokoh daerah Aceh. Ali Hasjmy adalah anak kedua dari 7 orang bersaudara.
Ayahnya, Teungku Hasyim, pensiunan pegawai negeri dan mempunyai satu orang
istri bernama Zuriah Aziz yang dikaruniai 7 orang anak. Pernah menjabat
Gubernur Aceh periode 1957-1964, Gubernur diperbantukan Menteri Dalam Negeri
Jakarta periode 1964-1968. Ketua
Majelis Ulama Aceh. Rektor Institut Agama Islam Negeri Jamiah Ar Raniry,
Darussalam, Banda Aceh.Tahanan dalam penjara Jalan Listrik, Medan, karena
dituduh terlibat dalam pemberontakan Daud Beuereueh di Aceh, September 1953 -
Mei 1954. Kepala Jawatan Sosial Daerah Aceh, Kutaraja (1946-1947), Kepala Jawatan
Sosial Sumatera Utara (1949), Inspektur Kepala Jawatan Sosial Sumatera Utara
(1949), Inspektur Kepala Jawatan Sosial Provinsi Aceh (1950), Kepala Bagian
Umum pada Jawatan Bimbingan dan Perbaikan Sosial Kementerian Sosial di Jakarta
(1957), Tahun 1975 diangkat sebagai guru besar (Prof) dalam ilmu dakwah oleh
IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Ali Hasjmy gemar membaca dan mendengarkan musik.
Sebagai sastrawan, ia telah menerbitkan 18 karya sastra, 5 terjemahan, dan 20
karya tulis lainnya antara lain: Hikayat
perang sabi menjiwai perang Aceh lawan Belanda, diterbitkan oleh Pustaka Faraby
dan Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun Diterbitkan di Jakarta, oleh Bulan Bintang tahun
1978. Film : Cuplikan dari film Atjeh Atjeh
Subscribe to:
Posts (Atom)