Monday, May 21, 2012

Boedi Oetomo dan OSVIA


OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) pada tahun 1908 diragukan apa ikut menyemarakkan lahirnya Boedi Oetomo (BO) dan secara tersirat Kebangunan Nasional ? (selanjutnya sejak tahun 1950 bernama Kebangkitan Nasional). Para pemuda dalam foto adalah para siswa OSVIA Probolinggo. Merekalah selanjutnya setelah lulus merupakan potensi penghubung (schakel) antara tuan-tuan pejabat tinggi pemerintah Hindia Belanda dengan rakyat jelata. Kadang memulai karir sebagai juru tulis sampai menjadi Regent (Bupati). Sebenarnya pada tahun 1908 dengan terbentuknya BO mereka bereaksi juga. Atas kekuasaan politik tingkat tinggi dalam Kongres BO Oktober 1908, bahkan Bupati Karanganyar, Tirtokoesoemo menjadi ketua BO, Dr Wahidin hanya jadi wakilnya. Selanjutnya BO menjadi organisasi Priayi. Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Ernest Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air api udara" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya. Tahun ini Museum Kebangkitan Nasional Jakarta memperingati Hari Kebangkitan Nasional fokus pada Indische Partij, sebuah organisasi yang 100 tahun yang lalu tanpa ragu menyatakan "Menuju Kemerdekaan Hindia (atau Indonesia)". Sumber foto: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title (OSVIA)_Probolinggo_

1 comment:

Patra JM said...

ketika kebangkitan nasional dimaknai sebagai titik awal bentuk perlawanan bangsa indonesia terhadap kesewenang-wenangan para kolonial belanda, dan dimana puncak persatuan dan kesatuan serta kesadaran bangsa indonesia yang terbangun di dalam lubuk hati bangsa indonesia. ketika kebangkitan bangsa indonesia dimaknai sebagai bentuk perlawanan bangsa indonesia maka saat ini kebangkitan nasional hanya dimaknai sebagai hari libur nasional tanpa harus memikirkan betapa beratnya perjuangan bangsa indonesia dan pemuda indonesia saat itu memperjuangkan kemerdekaan bangsa indonesia yang saat ini bisa dinikmati bangsa indonesia. tetapi dengan perubahan dan perkembangan politik di indonesia saat ini yang haus akan kekuasaan,korup,opportunis yang mana kemerdekaan indonesia saat ini hanya dinikmati oleh para penguasa dan para birokrat-birokrat yang ada "disana" yang selalu mengumbar janji-janji manis dan tidak pernah murni memihak pada kehidupan rakyat indonesia.para mahasiswa yang mana dulu merupakan pemeran penting dalam pencapaian kemerdekaan bangsa indonesia saat ini telah "tersibukkan" oleh kegiatan perklihan yang hanya menuntut mahasiswa hanya berkutat pada materi-materi kuliah dan hanya disibukkan di bangku kuliah/kelas yang menyebabkan mahasiswa itu tersingkirkan dari realita sosial masyarakat disekitarnya. mahasiswa seharusnya bisa membaur dan memperjuangkan hak-hak mereka/masyarakat karena pada dasarnya mahasiswa akan kembali kelingkukangan masyarakat.