Saturday, December 16, 2006

Surat dari Let.Kol Dr M.Natsir Said SH kepada Westerling



Ada sebuah surat tertanggal 13 April 1977, ditandatangani oleh Let.Kol Dr M.Natsir Said SH selaku ketua Team Penelitian Sejarah Perjoangan SULSERA Kodam XIV (alamat jalan WR Supratman no.2 Ujung Pandang), yang bekerja sama dengan Universitas Hasanudin dan IKIP Ujung Pandang. Isinya berupa jawaban atas surat terdahulu tertanggal 8 Maret 1977 dari RPP Westerling yang meminta keterangan mengenai angka 40.000 korban Westerling di Sulawesi Selatan pada ahir tahun 1946. Dijelaskan oleh Let.Kol Natsir bahwa angka 40.000 muncul pertama kali setelah aksi polisionil pertama di Jawa. Angka ini dinyatakan oleh Kahar Muzakar (selaku komandan dari TRI Persiapan Sulawesi), KS Masud, Muhammadong, M.saleh Lahade dan perwira lainnya dari Sulawesi selatan beserta para perwira dari Markas Besar tentara Republik Indonesia. Dan inilah yang dilaporkan kepada Presiden Soekarno. Let.Kol Natsir juga menjelaskan bahwa dari data-data yang didapatkannya dari Onderafdeling Jeneponto, tercatat korban yang mati antara tahun 1945 - 1950 adalah sebesar 565 orang. Dimana 256 diantaranya berasal dari periode bulan Desember 1946 sampai Februari 1947. Apakah surat ini benar ?. Adakah surat dimaksud mendapat persetujuan dari Masyarakat Sejarawan Indonesia pada masa lalu dan sekarang ?. Rasanya ini perlu dikaji ulang kembali, khususnya berkaitan dengan 60 th peringatan "Korban Keganasan westerling di Sulawesi Selatan" Foto atas : Peringatan 1 tahun korban Westerling tanggal 11 Desember 1947 di Kepatihan Yogyakarta.

4 comments:

Anonymous said...

Aslm,
Prof.Dr.en the rechten H. Moh. Natzir Said said,.. terkenal di ranah tanah kelahiran maupun beliau berada dengan kejujuran dan kearifannya. Jika ingin menguji kebenarannya,.. saya rasa sudah jelas, karena sampai sekarang hasil penelitian beliau baik hasil wawancara, dokumentasi dll masih ada. bukan hanya skala nasional, tapi juga internasional mengakui hal tersebut.
wasslm

welcome my blog said...

aslm,
semoga jasanya masih dingat sehigga nama kakek saya masih dilihat dan dikenak akibat jasa2nya yang dari meneliti hingga menjadi sesuatu yang diakui oleh internasional akibat jasa2,sehingga saya seorang cucunya merasa sedih karena opa sudah deluan sebelum aku lahir jadi aku hanya mendengar dan melihat apa yang telah opa perjuangkan saya mengharapkan agar jasa2nya jangan dilupakan
wasslm

Wal Suparmo said...

Saya mendengar dari Ibu Salawati Daud aalah seorang anggota pasukan wanita dari Emmy Saelan, bahwa mengingat jumlah penduduk didaerah itu pada waku itu, ditaksir korban sekitar 400 dan kalau 4000 pasti sudah terlalu ekstrim.Tetapi meskipun angka 40.000 orang, keluar dari seorang pembeontajk dan penghkianat negara Kahar Musakar tetapi sulit dikoreksi dan mendapat tentangn dari orang Sulawesi Selatan yg kiranya menolak sejarah diluruskan demi kejujuran bangsa. Bagaimanapun juga ini semua terlepas dari perbuatan Westerling yg tetap harus dikutuk.Karena berada diluar batas peri kemanusiaan .

Guru Indonesia said...

terimakasih.
artikel ini sangat informatif.
salam,
bimbel online