Friday, April 28, 2006

PERISTIWA MADIUN


PEMBERONTAKAN PKI MADIUN 1948, AWALNYA
KONFLIK SESAMA GOLONGAN KIRI YANG ANTI IMPERIALIS ?
Sesudah pekan olah raga nasional (PON) 1948 di Solo, kota Solo mengalami peristiwa yang kemudian ternyata suatu permulaan keributan besar “Pemberontakan PKI”. Dipimpin Muso dikota Madiun. Di zaman Revolusi memang kota Solo terkenal sebagai kota “ruwet”, walaupun tampaknya keluar saban malam pertunjukan Sriwedari dimana masyarakat penuh bergembira ria. Tapi dibelakang tabir poltik berjalan pertentangan pertentangan antara partai golongan “Murba” (antara lain anggotanya GRR dan barisan Banteng) dengan partai-partai dari golongan FDR (Front Demokrasi Rakyat terdiri dari PKI, partai buruh, Pesindo dan lain-lain). Keduanya menamakan diri sebagai partai kiri anti imperialis. Pertentangannya antara lain soal pro dan anti Linggarjati. Selain itu juga pertentangan antara pimpinannya. Pertentangan ini nampak, misalnya dengan adanya perang pamflet GRR dan Banteng yang berbunyi : “Awas waspada kawan, Hijroh tidak memusuhi rakyat kawan, Hijroh membasmi penghianat, penjual negara (Amir Setiadjid dan CS nya). Tertanda Barisan Banteng. Pamflet lain berisi, Siapakah pentjulik2nya Dr Muwardi ?. (Hijroh adalah istilah untuk pasukan Siliwangi yang hijrah ke Jawa Tengah pada tahun 1948. FDR adalah kelanjutan kekuatan sayap kiri penguasa pemerintah 1946-1947 dibawah kabinet Sjahrir dan Amir. Mereka merupakan kekuatan politik yang menyelenggarakan perundingan Indonesia-Belanda antara lain dalam perundingan Linggarjati dan Renville. Dr Muwardi adalah pimpinan barisan Banteng yang diculik dan tidak diketahui rimbanya sampai sekarang). Maka terjadilah kegiatan culik menculik dan pembunuhan. Konflik menjadi melebar ketika kesatuan tentara simpatisan masing-masing kelompok melakukan tembak menembak. Isu-isu yang muncul misalnya : Tentara hijrah Siliwangi kena provokasi ? FDR ?, GRR ?, Provokasi anasir-anasir kanan reaksioner. Baru ketika Madiun meletus (September 1948), pemerintah dapat melihat keadaan sebenarnya dengan jelas dan tegas. PKI Muso mengadakan pemberontakan yang kejam dan berbahaya. Para pemimpin mereka merupakan tokoh sayap kiri yang kemudian membentuk FDR, yaitu Wikana, Maruto Darusman, Alimin, Muso, Amir Sjarifudin, Abdul Madjid, Setiadjid. Sebenarnya pemberontakan kaum PKI (pimpinan Muso dan Amir) dari Madiun bisa dipandang sebagai suatu konsekwensi yang meletus karena oposisi yang runcing antara Amir cs, sejak ia jatuh dari kabinet pemerintahan dan diganti oleh Hatta dengan bantuan Masyumi dan PNI. Oposisi Amir cs, makin hari makin tajam. Dimana-mana terjadi demonstrasi dan pemogokan. Agitasi poitik sangat mempertajam pertentangan politik dalam negeri. Ketika Muso datang dari luar negeri dan bergabung dengan Amir cs, maka politik PKI-FDR makin dipertajam, maka meletuslah peristiwa Madiun tersebut. Mr Amir Sjarifudin adalah seorang pemimpin rakyat yang “brilliant”. Rupanya bersama dengan golongannya, tak dapat sabar menahan kekalah politiknya didalam pemerintahan. Ia jatuh dan menilik gelagatnya, ta’kan dapat segera tegak kembali dalam pimpinan pemerintahan dan pimpinan Revolusi. Ia berkeliling berpidato, dan partainya beragitasi. Tanah-tanah bengkok desa dibagikan. Sering rakyat dan tentara dihasut untuk melawan pemerintah Hatta. Pemerintah dituduhnya terus mengalah pada kaum kapitalis-reaksioner. Segala usaha dilakukan untuk menjatuhkan pemerintahan kabinet Hatta. Ketika pemberontakan meletus, pemerintah tidak tinggal diam. Presiden Soekarno berpidato pada tanggal 19 September 1948 untuk menghantam dan menghancurkan pengacau-penbacau negara. Kekuasaan negara kemudian dipusatkan ditangan Presiden dan segala alat negara digerakkan untuk menindas pemberontakan itu. Pemberontakan Madiun disebutkan Bung Karno : “Suatu tragedi nasional pada saat pemerintah RI dan rakyat dengan segala penderitaan, sedang menghadapi lawan Belanda, maka ditusuklah dari belakang perjuangan nasional yang maha hebat ini. Tenaga nasional, tenaga rakyat terpecah, terancam dikacau balaukan. Pemerintah daerah Madiun, tiba-tiba dijatuhkan dengan kekerasan dan pembunuhan2, Pemerintah “merah” didirikan dengan Gubernur Militernya bernama “pemuda Sumarsono” dan dari kota Madiun pemberontakan diperintahkan kemana-mana. Bendera merah dikibarkan sebagai bendera pemberontakannya. Oleh pemerintah pusat segera dilakukan tindakan-tindakan untuk memberantas pemberontakan dan kekacauan. Pasukan TNI digerakkan ke Madiun. Dilakukan penangkapan terhadap pengikut PKI-Muso. Ternyata banyak ditemui, rakyat yang tidak menyokong aksi PKI-Muso tersebut. Juga banyak ditemui pengikut FDR tidak menyetujui aksi melawan pemerintah yang secara kejam itu. Namun perusakan dan pembunuhan itu telah terjadi serta tidak dapat dicegah. TNI yang datang ke Madiun, menyaksikan itu semua dengan sedih dan ngeri . Maka Presiden melalui corong radio RRI berseru : “Tidak sukar bagi rakyat, “Pilih Sukarno Hatta atau Muso dengan PKI nya”. Tentara yang bergerak ke Madiun, mendapat bantuan rakyat sepenuhnya Dan Pemerintah mendapat pernyataan setia dari mana-mana. Dari Jawa dan Sumatera. Ahirnya pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat direbut kembali oleh TNI. Para pemberontak banyak yang tertangkap. Sejumlah pengacau langsung dapat diadili ditempat secara militer. Didaerah lain seperti didaerah Purwodadi, Pati, Bojonegoro, Kediri dan sebagainya, cabang-cabang pemberontak dapat ditindas. Berminggu-minggu pemimpin pemberontak serta pasukannya dikejar terus. Ahirnya mereka tertangkap juga. Muso sendiri terbunuh dalam tembak menembak ketika hendak ditangkap disebuah desa dekat Ponorogo. Setelah keadaan aman, pemerintah memperingati korban-korban yang telah jatuh karena pemberontakan Madiun. Dari TNI gugur sebanyak 159 orang anggauta-anggautanya selaku pembela negara. (diambil dari tulisan pada buku “LUKISAN REVOLUSI RAKYAT INDONESIA” 1945-1949. yang diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia pada bulan Desember 1949).

10 comments:

Anang CAKRA MANGGALA said...

Sejarah adalah cikal yang tak kan terlupakan oleh siapapun, baik oleh "Si-Pembuat" ataupun oleh siapapun yang mengalami jaman itu.
Se-usia kita hanyalah buku dan pelajaran yang kita terima sebagai referensi pengetahuan, tetapi hal yang "SEBENARNYA" kita tidak tahu a-i-u-e-o nya.
Contoh soal PERISTIWA G.30S/PKI, waktu kita sekolah dulu suatu kewajiban nonton film setiap tahun-nya, ketika "Eyang" itu masih menjabat, tetapi sekarang bak ditelah bumi, wis mbuh sing bener sing ndi.....
Tx, bacaanya.
Bila ada referensi yang lebih mutakhir,"SEJARAH" DARI TAHUN 1948 S/D SEKARANG tulis lagi ya, mesti tak woco....
SUWUN

Anang CAKRA MANGGALA said...

Sejarah adalah cikal yang tak kan terlupakan oleh siapapun, baik oleh "Si-Pembuat" ataupun oleh siapapun yang mengalami jaman itu.
Se-usia kita hanyalah buku dan pelajaran yang kita terima sebagai referensi pengetahuan, tetapi hal yang "SEBENARNYA" kita tidak tahu a-i-u-e-o nya.
Contoh soal PERISTIWA G.30S/PKI, waktu kita sekolah dulu suatu kewajiban nonton film setiap tahun-nya, ketika "Eyang" itu masih menjabat, tetapi sekarang bak ditelah bumi, wis mbuh sing bener sing ndi.....
Tx, bacaanya.
Bila ada referensi yang lebih mutakhir,"SEJARAH" DARI TAHUN 1948 S/D SEKARANG tulis lagi ya, mesti tak woco....
SUWUN

plin-plan said...

sejarah milik pemenang adalah suatu kata yang sering muncul dari mulut pihak yang kalah tapi dari sini tetap sulit untuk membedakan siapakah yang benar..........
sejarah hanya dapat dilihat dari berbagai macam kacamata,,kacamata komunis sekalipun........

Dhia said...

semoga Indonesia menjadi semakin baik dengan pelajaran dari sejarah masa lalu.
sehingga saat ini, kita bisa mencatat sejarah yang indah untuk diceritakan di masa depan.

sebagai pelajar, saya berterimakasih atas informasi yang telah anda berikan. sangat bermanfaat untuk saya.

terimakasih.

Red"yusuf"Zone said...

kao bisa jgn ada unsur politik dalam setiap penulisan sejarah.
sejarah indonesia telah teracuni oleh limbah orba.
trus harus bnyak referensi agar tak terjadi ketimpangan dalam setiap pernyataannya dan mesti empirik.
tenks

shinta widya said...

terimakasih infonya, berguna sekali sebagai referensi. ada tugas peristiwa madiun.. :)

Unknown said...

konflik politik apapun dari dulu hingga kini yang sll menjadi tumbal kepentingan adalah rakytat, rakyat selalu dimanfaatkan untuk menjadi bumper rakusnya para politikus..1965-1966 1,5 juta rakyat menjadi korban suharto dengan kudetanya

Unknown said...

konflik politik apapun dari dulu hingga kini yang sll menjadi tumbal kepentingan adalah rakytat, rakyat selalu dimanfaatkan untuk menjadi bumper rakusnya para politikus..1965-1966 1,5 juta rakyat menjadi korban suharto dengan kudetanya

taplak warteg gucci said...

awesome post pak...

sedef said...


götten siktiren adam, bisex izle gey pornus bisexual porn japon 18 yaş etek altı gizli çekim